Publik Dibuat Geger Atas Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines J2-8243, Hal Ini Membuat Publik Bertanya Tanya Apa Yang Sebenarnya Terjadi? Simak Disini!
Penerbangan Azerbaijan Airlines J2-8243 dengan pesawat Embraer 190 (registrasi 4K-AZ65) pada 23 Desember 2024 menjadi salah satu tragedi aviasi yang paling menyita perhatian. Penerbangan yang seharusnya hanya memakan waktu satu jam dari Baku (GYD) menuju Grozny (GRV) ini berakhir dengan kecelakaan fatal, tetapi mukjizatnya sebagian penumpang selamat. Dengan estimasi 67 orang di dalamnya, 25-29 penumpang dikonfirmasi sebagai penyintas, meskipun angka ini terus berubah seiring proses evakuasi.
Apa Yang Terjadi Dengan Azerbaijan Airlines J2-8243?
Kronologi Kecelakaan Azerbaijan Airlines
Pesawat lepas landas dari Bandara Heydar Aliyev, Baku, pada pukul 03:55 UTC dengan tujuan Grozny. Namun, cuaca buruk di Grozny memaksa pesawat untuk mengalihkan pendaratan ke Bandara Makhachkala Uytash (MCX). Di tengah upaya pendaratan darurat, situasi cuaca di Makhachkala juga memburuk. Dengan dasar awan di 2400 kaki dan jarak pandang menurun hingga 3600 meter, tantangan bagi kru semakin besar.
Pada pukul 06:07 UTC, data dari Flightradar24 menunjukkan pesawat mengirimkan sinyal darurat (transponder code 7700). Pesawat dilaporkan mengalami masalah kendali penerbangan, yang terlihat dari pola penerbangan tidak stabil. Rekaman video yang beredar menunjukkan pesawat naik dan turun secara tidak wajar sebelum akhirnya menabrak tanah dengan hidung menghadap ke bawah dan sayap miring ke kanan.
Penyebab Potensial yang Masih Diselidiki
- GPS Spoofing/Jamming
Laporan awal menyebutkan kemungkinan gangguan GPS saat pesawat mendekati Grozny. Namun, pakar aviasi menegaskan bahwa navigasi manual atau penggunaan autopilot tanpa input GPS seharusnya tetap memungkinkan pesawat diterbangkan dengan aman. - Birdstrike
Rumor yang beredar menyatakan bahwa pesawat mengalami birdstrike (tabrakan dengan burung) di bagian hidung. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem penting seperti pitot-static tubes dan TAT probe (Total Air Temperature), yang mengukur kecepatan udara dan suhu. Jika sensor ini rusak, sistem kendali fly-by-wire pesawat mungkin menerima data yang salah, memicu degradasi dari “Normal Law” ke “Direct Law”. Namun, ini hanya spekulasi yang membutuhkan konfirmasi lebih lanjut. - Masalah Teknis
Pesawat Embraer 190 dikenal sebagai salah satu pesawat jet komersial teraman di dunia. Sistem fly-by-wire-nya dirancang untuk mengatasi berbagai skenario darurat, termasuk kerusakan data sensor. Namun, kondisi cuaca ekstrem dan kemungkinan kerusakan teknis tetap menjadi fokus investigasi. - Pembajakan
Sinyal darurat 7700 yang dikirim kru menunjukkan situasi darurat teknis, bukan indikasi pembajakan. Selain itu, kru masih sempat berkomunikasi sebelum kecelakaan terjadi, mengesampingkan teori pembajakan.
Reaksi Publik dan Proses Evakuasi Azerbaijan Airlines
Meski kecelakaan ini tergolong survivable accident, jumlah korban selamat yang relatif sedikit mengundang duka mendalam. Proses evakuasi dan identifikasi korban masih berlangsung. Tim penyelamat terus bekerja di bawah cuaca buruk untuk memastikan setiap penumpang dan awak ditemukan.
Netizen di media sosial berspekulasi tentang penyebab kecelakaan, memicu diskusi luas tentang pentingnya peningkatan keselamatan penerbangan, khususnya dalam kondisi cuaca buruk.
Pelajaran dari Tragedi J2-8243
Kecelakaan ini mengingatkan dunia aviasi tentang kompleksitas penerbangan di tengah cuaca buruk dan tantangan teknis. Investigasi mendalam diharapkan dapat memberikan kejelasan atas insiden ini dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Sementara itu, doa dan dukungan terus mengalir bagi para korban dan keluarga mereka. Tragedi ini bukan hanya pukulan bagi industri penerbangan Azerbaijan, tetapi juga bagi dunia yang terus mengupayakan keselamatan di langit.