Polsek Kayangan Dibakar Oleh Warga! Ada Apa Sebenarnya?

Polsek Kayangan dibakar

Polsek Kayangan dibakar oleh warga setelah seorang ASN diduga diperas oleh oknum polisi hingga depresi dan mengakhiri hidupnya. Selengkapnya disini!

Kerusuhan pecah di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, pada Senin (17/3/2025) malam setelah warga yang marah menyerbu dan membakar kantor Polsek Kayangan. Kemarahan ini dipicu oleh dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap seorang aparatur sipil negara (ASN) bernama Rizkil Watoni.

Tragedi yang Memicu Polsek Kayangan Dibakar Oleh Warga

Rizkil Watoni, seorang ASN yang dikenal baik di lingkungannya, diduga mengalami depresi berat setelah diperiksa oleh pihak kepolisian terkait kasus dugaan pencurian ponsel. Kronologi kejadian berawal saat Rizkil mengunjungi sebuah Alfamart dan menitipkan ponselnya untuk diisi daya. Namun, ketika hendak pulang, ia secara tidak sengaja mengambil ponsel milik penjaga toko.

Menyadari kesalahannya, Rizkil segera kembali ke Alfamart untuk mengembalikan ponsel tersebut dan meminta maaf. Sayangnya, penjaga toko sudah melaporkan kejadian ini ke polisi. Meski permasalahan sebenarnya dapat diselesaikan secara damai dengan kompensasi Rp2 juta yang dibayarkan Rizkil kepada pemilik ponsel, kasus ini tak berhenti di situ.

Dugaan Pemerasan oleh Oknum Polisi

Setelah kasus dinyatakan selesai secara damai, muncul dugaan bahwa oknum polisi di Polsek Kayangan melihat kesempatan untuk mengambil keuntungan. Mereka diduga meminta uang sebesar Rp90 juta kepada Rizkil dengan ancaman jika tidak membayar, maka ia akan dijebloskan ke penjara selama 5-7 tahun.

Tak sanggup menghadapi tekanan dan ancaman tersebut, Rizkil mengalami depresi berat. Pada akhirnya, ia mengakhiri hidupnya sendiri. Kematian tragis ini membuat warga sekitar geram. Mereka merasa ketidakadilan telah terjadi, dan bahwa aparat yang seharusnya melindungi justru menyalahgunakan wewenang mereka untuk memeras rakyat kecil.

Polsek Kayangan Dibakar Warga

Begitu kabar kematian Rizkil tersebar luas, warga pun tak dapat menahan amarah mereka. Ratusan orang mendatangi Polsek Kayangan, menuntut keadilan dan meminta pertanggungjawaban dari para oknum polisi yang diduga melakukan pemerasan. Kericuhan tak terhindarkan, hingga akhirnya massa yang marah membakar kantor polisi tersebut.

Sejumlah kendaraan dinas dan fasilitas kepolisian rusak parah akibat serangan ini. Aparat yang berada di dalam kantor pun terpaksa menyelamatkan diri demi menghindari amukan warga yang sudah tak bisa dikendalikan.

Dugaan Penyalahgunaan Wewenang Polisi

Kasus ini kembali menyoroti dugaan penyalahgunaan wewenang oleh oknum kepolisian. Kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia, di mana rakyat kecil sering kali menjadi korban sistem yang tidak adil. Ancaman kriminalisasi, pemerasan, dan praktik-praktik korupsi di tubuh kepolisian masih menjadi isu yang belum terselesaikan.

Masyarakat kini menuntut penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini, serta hukuman tegas bagi polisi yang terbukti melakukan pemerasan terhadap korban. Jika tidak ada tindakan serius dari pihak berwenang, kejadian serupa bisa terus berulang, dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian semakin terkikis.

Harapan Masyarakat untuk Keadilan

Tragedi ini menjadi tamparan keras bagi penegakan hukum di Indonesia. Warga berharap bahwa kematian Rizkil Watoni tidak akan sia-sia, dan bahwa para pelaku penyalahgunaan wewenang benar-benar diberi hukuman setimpal.

Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa hukum seharusnya melindungi masyarakat, bukan menjadi alat pemerasan. Jika rakyat terus menjadi korban, maka tidak heran jika kepercayaan terhadap aparat penegak hukum semakin memudar. Kini, semua mata tertuju pada langkah apa yang akan diambil pemerintah dan kepolisian untuk menegakkan keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *