Taman Bunga Amarilis Gunungkidul Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta

Taman Bunga Amarilis Gunungkidul Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta – Alamanda, 23 tahun, pengunjung Taman Bunga Amarilis di Kecamatan Patuk Gunungkiduli, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku datang untuk melihat bunga Partis, bagian dari Jawa Tengah, pada Sabtu, 31 Oktober 2020 (Foto: /Kurniawan Eka Mulyana)

Yogyakarta – Gapura bunga jeruk menghiasi sisi jalan dari Kota Yogyakarta menuju Kabupaten Gunungkidul, khususnya di kawasan Bukit Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warna dan visual yang cerah membuat pengguna memalingkan muka atau berpaling bahkan berhenti mengambil gambar.

Taman Bunga Amarilis Gunungkidul Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta

Sore ini, Sabtu 31 Oktober 2020, Gunungkid memiliki cuaca yang indah di sekitar Bukit Patuk. Langit tampak pecah, dengan awan hitam menyelimuti timur dan awan putih menggantung dari langit biru di barat.

Kebun Bunga Amarilis Gunung Kidul Sudah Bermekaran

Banyak orang melihat di antara bunga amarilis di lahan seluas 3.500 meter persegi milik Sukadi, 48 tahun. Sebagian besar pengunjung memotret amarilis di lautan bunga di atas kanvas. Ada yang berswafoto, ada juga yang berfoto bersama keluarga atau rekan kerja.

Banyak orang mengunjungi Taman Bunga Amarilis Sukadi di Kecamatan Patuk, Gunungkidu, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu, 31 Oktober 2020. (Foto: /Kurniawan Eka Mulyana)

Seorang pria atau satpam berseragam Linmas terlihat berdiri di pintu masuk utama. Di tangannya dia memegang termometer dalam bentuk pistol termal. Berhati-hati dan hati-hati, ia meminta pengunjung untuk memeriksa suhu tubuh mereka sebelum memasuki taman dan meminta mereka memakai masker.

Beberapa meter dari pria berbaju Linmas itu, ada kran untuk mencuci tamu, dengan sabun.

Siap Siap Wisata Pagi Di Kebun Bunga Pegunungan Seribu

Sukadi, pemilik bunga amarilis, menuturkan, dulu para petani di daerah ini menganggap bunga amarilis hanyalah gulma atau rumput liar yang mengganggu tanaman mereka. Karena itu, jika ada tanaman di kebun, segera dicabut atau dimusnahkan. Penghapusan Amaryllis sebagai tanaman sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang manusia.

Awalnya, mereka hanyalah gulma yang mengganggu petani karena merampas nutrisi yang disukai petani.

Ketika Sukadi melihat rusaknya tanaman Amarilis, ia mulai menanamnya di kebun. Satu-satunya tujuan adalah menjaga agar tanaman tidak menghilang. Sebab, menurut Sukadi, populasinya semakin hari semakin sedikit.

Sukadi menanam amarilis sejak tahun 2002. Kemudian, 13 tahun setelah menanamnya, tepatnya pada tahun 2015, saat bunga amarilis bermekaran di kebunnya, kebunnya tidak rusak karena bunganya yang indah.

Cantik Banget! Yuk, Intip 15 Taman Bunga Terbaik Di Indonesia

“Ada orang yang mengambil gambar dan mengunggahnya ke jejaring sosial, Facebook dan Instagram. Beberapa hari menjadi viral dan booming. Double boom. Pertama karena bunganya kencang dan indah, yang kedua menjadi viral karena itu musnah. Hampir 75 persen. Tidak bisa diselamatkan,” ujarnya.

Baca juga :   Berikut Ini Yang Termasuk Pemanfaatan Energi Alternatif Adalah

Bunga-bunga mekar ketika orang mengunjungi mereka. Kemudian jumlah pengunjung kebunnya sangat banyak. Kapasitas tanah tidak bisa menampung penonton. Foto diambil dari ribuan bunga, jadi berjalan di antara tanaman tidak bisa dihindari.

Sebanyak 500 ribu umbi bunga Amaryllis ditanam di lahan Sukadi seluas 3500 meter di Kecamatan Patuk, Gunungkidu, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto diambil pada Sabtu, 31 Oktober 2020. (Foto: /Kurniawan Eka Mulyana)

Melihat hal tersebut, Sukadi mulai membuat jalur atau jalur bunga. Tujuannya agar saat tamu datang tidak perlu repot masuk ke pabrik, karena sudah ada cara khusus yang disiapkan.

Star Hotel Around Taman Bunga Amarilis Gunungkidul

“Selanjutnya saya membuat jalur di antara tanaman. Jika pengunjung ingin berfoto, mereka bisa terlihat seperti berada di tengah tanaman karena ada jalurnya,” lanjut Sukadi. Sejak itu, pemandangan Amaryllis menjadi sorotan di media.

Setelah kebunnya diperluas dan subur pada tahun 2015, tetangga Sukadi mulai ikut menanam dan menanam bunga amarilis.

“Dulu saya hanya menanam untuk mereka. Tiba-tiba uang pindah ke sini, banyak tetangga yang ikut menanam.”

Jika tetangga dan kerabat menanam amarilis, menurut Sukad, lebih baik lagi. Ia tidak menyangka ada persaingan dengan munculnya penanam amarilis baru. Hal ini dikarenakan luas bunga amarilis menjadi lebih besar, sehingga lebih diminati oleh para penikmatnya.

Keindahan 10 Tempat Wisata Alam Di Gunungkidul

Sukadi, 48 tahun, pemilik kebun amarilis di Kecamatan Patuk, Gunungkiduli, Daerah Istimewa Yogyakarta, membawa tiga umbi amarilis pada Sabtu, 31 Oktober 2020. (Foto: /Kurniawan Eka Mulyana)

Saat ditanya apakah Amaryllis berasal dari Gunungkidul, Sukadi mengira Amaryllis asli daerah tersebut. Karena pada tahun 2015, ia mengalami kekurangan biji amarilis dan berusaha mencarinya di banyak tempat, namun tidak dapat menemukannya.

“Setahu saya amarilis ini hanya ada di Gunungkidul, karena setelah tahun 2015 masuk ke Gunungkidul. Saya pernah coba riset ke Malang, Jawa Timur, tapi ada kendala di , jadi kuota yang ada tidak tersedia. .

Kini Sukadi telah menanam sebanyak 500 ribu umbi bunga amarilis di kebunnya. Dia membeli sebagian besar pohon dari petani dan penduduk setempat dari pengepul Amarilis di Gunungkidul.

Kebun Bunga Matahari Bantul Yogya

“Ada pengepul di sini, pengepul yang membeli dari petani kemudian dijual ke saya, itu tahun 2015. Sekarang sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.

Meski bunga amarilis indah, menurut Sukad umbinya tidak boleh dimakan karena beracun. Pada zaman dahulu umbi amarilis digunakan untuk membantu ibu hamil yang mengalami kesulitan dalam melahirkan.

“Akarnya racun. Karena dulu, kalau ibu hamil susah melahirkan, makan umbinya, muntah-muntah dan keluar anaknya. Artinya berhenti makan,” lanjut Sukadi.

Baca juga :   Harga Kalung Emas 24 Karat 2 Gram Hari Ini

Padahal, hama seperti keong dan belalang yang biasa menyerang pohon dan bunga amarilis tidak memakan atau merusak tanaman, kata Sukad.

Wisata Taman Bunga Terpopuler Di Indonesia Yang Sering Dikunjungi

Sukadi memungut biaya masuk sebesar Rp 10.000 per orang. Uang itu, katanya, bukan untuk pendapatannya sendiri, tapi juga untuk perawatan tanah dan tanaman, termasuk perbaikan tanah yang tergerus di bantaran sungai, tak jauh dari kebunnya.

Keberadaan taman Amaryllis ini juga menjadi berkah tersendiri bagi sebagian masyarakat yang tinggal di tempat ini. Karena mereka menghasilkan lebih banyak uang daripada tukang parkir, bisnis, dan sebagainya.

“Meski hanya musiman, setidaknya menambah pendapatan mereka. Berbunga tanpa henti. Mekar di awal musim hujan, tiga minggu setelah hujan pertama. Misalnya hujan di bulan Oktober, kemudian mekar di bulan Oktober. . Kalau November hujan, tumbuh November,” jelasnya..

Tiga pengunjung datang ke kebun Amaryllis untuk membuat bunga, Sabtu, 31 Oktober 2020. (Foto: /Kurniawan Eka Mulyana)

Tempat Wisata Yang Populer Di Gunungkidul

Amaryllis hanya mekar selama dua minggu. Setelah itu bunga mengering dan harus menunggu musim hujan tahun depan untuk mekar kembali. Namun, ada kalanya bunga amarilis mekar di luar musimnya.

“Caranya jemur dulu jangan sampai kena air, baru kita tambah air saat mau pecah. Susah banget, ada perlakuan khusus. Kalau banyak susah banget. biasanya digunakan dalam. dekorasi pernikahan.”

Sukadi berharap kedepannya semakin banyak orang yang menanam amarilis, sehingga amarilis menjadi tanaman ikonik Indonesia, seperti Sakura di Jepang dan Tulip di Belanda.

“Kalau bisa jadi simbol di Indonesia. Misalnya Belanda contohnya dengan bunga tulip, meskipun bunga tulip sudah ditemukan di tempat lain. Pergi ke Jepang dengan bunga tulip, meskipun tanaman berbunga tidak hanya tumbuh di Jepang.”

Camping Bersama Keluarga Di Pantai Ngrumput

Karena itu, ia pun menjual bibit bunga Amaryllis dengan harga Rp 3.000 per bibit, atau Rp 10.000 untuk tiga umbi.

“Harga bibit per bak Rp 3.000, kalau satu polybag ada 3 umbi harganya Rp 10.000. Lalu ada bunga Desember harganya Rp 10 sampai Rp 15 ribu tergantung besar.”

Ternyata, keindahan Laut Amaryllis yang berwarna jingga ini tidak hanya dikunjungi oleh pengunjung dari Yogyakarta dan sekitarnya. contoh yang lebih rendah. Gadis berusia 23 tahun itu datang dari Parti, Jawa Tengah, dalam misi melihat Taman Amaryllis.

“Sengaja ke sini karena musim hujan, ini waktu yang tepat bunga-bunga bermekaran. Saya tahu di sini ada amaryllis karena saya lewat dan lihat di Instagram dulunya tempat wisata,” kata gadis berhijab itu. .

Taman Bunga Amarilis Di Gunungkidul Mulai Mekar

Alamanda mengaku melihat kebun amarilis ini viral karena diinjak-injak. Semoga kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti ini.

Baca juga :   Jadwal Imsak Hari Ini 8 Juli 2023

“Sayangnya. Sekarang masih dalam pengembangan, mudah-mudahan tidak terinjak-injak seperti kemarin. Belum pernah dengar tempat lain yang ada kebun amarilis. Di daerah saya juga tidak.” []

Seorang pemuda di kota Makassar mengisi waktu luangnya dengan menanam sayuran hidroponik di balkon rumahnya setelah belajar daring di rumah.

Pandemi Covid-19 menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang perkebunan di kawasan Jl Kebun Raya Yogyakarta. Penjualan meningkat.

Hamparan Bunga Amarilis Di Gunungkidul Mekar Lebih Awal, Gratis Lur!

Umat ​​Islam di Banyuwangi memiliki tradisi khusus untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW yaitu telur kampung atau endog-endogan.

Menteri Dalam Negeri (Sementara) Banten Al Muktabar mengontrol langsung gudang pakan ternak milik warga di kawasan Puspiptek. Liburan di Jawa Tengah akan lebih berwarna. Di tengah musim dingin, amarilis akhirnya mekar!

Wisatawan dapat menikmati keindahan taman amarilis di Padukuhan Ngasem Ayu, Kalurahan di Salam, Kapanewon Pathuk dan Gunungkidul tahun ini setelah tidak mekar dengan baik karena kurangnya hujan. Namun karena adanya pandemi COVID-19, wisatawan yang memasuki taman tersebut harus mengikuti protokol kesehatan.

Menurut Detikcom, wisatawan harus lolos tes suhu tubuh, memakai masker dan menjaga jarak untuk masuk ke Taman Sukadi. Ada juga banyak tempat untuk mencuci tangan dengan air di taman.

Taman Bunga Amarilis Tiket Murah Penuh Warna Februari 2023

“Dan kalau di taman banyak pengunjung, kita coba batasi jumlah orang yang masuk, seperti ada perubahan,” kata Amaryllis Patuk lill, agen tiket Mujiono, saat ditemui wartawan di Alam, Jumat (30/10). ). /2020).

Wisatawan hanya perlu merogoh kocek Rp 10.000 per orang untuk masuk ke taman dan menikmati keindahan bunga amarilis. Ia memastikan, jumlah wisatawan saat ini cukup banyak, apalagi dibandingkan tahun lalu.

Menurutnya, wisatawan datang yang berencana pergi ke pantai atau pulang dari pantai. Mengingat letak taman seluas 3500

Bunga amarilis gunung kidul, penginapan griya watukelir kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, wisata sungai oyo kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, embun segoro homestay kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, penginapan slili indah kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, batu alam paras jogja kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, omah sundak kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, batu alam ukir kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, de omah slili kabupaten gunungkidul daerah istimewa yogyakarta, pantai sepanjang kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, alzara hotel kabupaten gunung kidul daerah istimewa yogyakarta, taman bunga amarilis gunung kidul regency special region of yogyakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *