Peran Posyandu Dalam Pencegahan Stunting Dan Gizi Buruk Pada Anak Balita. – Stunting adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata atau sangat pendek dan tubuhnya tidak tumbuh dan berkembang sesuai usianya dan dalam waktu yang lama. Bahkan menyebabkan keterbelakangan mental pada anak-anak dari waktu ke waktu karena kekurangan gizi kronis. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor dari dalam kandungan ibu, antara lain infeksi selama kehamilan, kekurangan gizi (malnutrition) pada ibu hamil, terutama pada bayi sejak lahir hingga tiga tahun pertama kehidupan, termasuk kekurangan gizi, infeksi berulang atau rangsangan lingkungan yang berbahaya.
WHO menyebutkan sekitar 20 persen stunting terjadi saat bayi masih dalam kandungan. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya nutrisi penting bagi janin sehingga menyebabkan gangguan pada perkembangan janin di dalam kandungan.
Peran Posyandu Dalam Pencegahan Stunting Dan Gizi Buruk Pada Anak Balita.
Pada anak di bawah usia 2 tahun, gizi buruk juga dapat menyebabkan status bayi yang buruk, seperti posisi menyusui yang salah, kualitas makanan pendamping yang buruk, seperti kurangnya asupan protein dan mineral seng dan zat besi saat anak masih kecil.
Pendampingan Ibu Balita Dan Kader Posyandu Balita Dalam Pencegahan Stunting Di Desa Legung Kabupaten Sumenep
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, anak kecil dapat mengalami stunting jika panjang atau tinggi badannya diukur dengan standar dan hasil pengukuran tersebut berada di bawah kisaran normal.
Dari hasil pengukuran tersebut tergantung apakah anak tertinggal dalam pertumbuhan atau tidak. Jadi tidak bisa diperkirakan tanpa pengukuran.
Untuk mengetahui tinggi badan anak Anda normal atau tidak, sebaiknya Anda memeriksakannya secara rutin ke pelayanan kesehatan terdekat. Anda bisa membawa si kecil ke dokter, nenek, pushinda atau pusxmas setiap bulan. perhatian pada intinya; Staf Desa Fokus adalah orang-orang kunci yang memiliki komitmen dan dedikasi yang kuat untuk menjalankan organisasi di desa yang indah ini
4 DAFTAR 10 DESA DENGAN 40% LOKUS PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DI KABUPATEN TAKLAR NO. NO NAMA DESA SASARAN DENGAN PENGAWASAN PENGOBATAN DI KABUPATEN TERUKUR % Stunting 1GALSELKalebentang1517843, 59 2POLSELBontokadadto278250,EL14043434 ,ELSPO 4MARBOPunaga2099643, 75 5SANR OBONEBanyuanyara16 26547, 69 6 SANROBONNETonasa 1136344, 44 7MAPSUMattiro baji15413060 8 MAPSUMacinibaji1347050 9 MAPSUPa, bar1426560 10 MAPSUwataya1154845, 83
Optimalisasi Peran Dasa Wisma Dalam Menurunkan Aki, Akb Dan Gizi Buruk
5 24) pelatihan tenaga kesehatan di masyarakat tentang gizi, kesehatan, air bersih, kebersihan, pengasuhan anak, motivasi, pola konsumsi dan lain-lain; 25) Pelatihan petugas untuk membantu pelaksanaan ASI, produksi makanan tambahan ASI, mendorong anak cara menggosok gigi dan cuci tangan pakai sabun pada 1000 hari pertama kehidupan; 14) Penguatan pos-pos desa (Posluhdes); 15) perawatan nifas, kunjungan nifas dan kunjungan bayi baru lahir; 16) Dukungan imunisasi, promosi perkembangan anak, peran ayah dalam pengasuhan anak, dll. 17) Kampanye sosial dan kampanye vaksinasi; 18) Kampanye dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola makan seimbang, pencegahan penyakit seperti diare, penyakit menular, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, TBC, darah tinggi, diabetes melitus dan penyakit jiwa. 19) Sosialisasi dan promosi KB dan kesehatan reproduksi di tingkat desa; 24) pelatihan kader kesehatan tentang gizi, kesehatan, air bersih, sanitasi, pengasuhan anak, motivasi, pola konsumsi dan lain-lain; 25) Pelatihan petugas untuk membantu pelaksanaan ASI, membuat makanan tambahan ASI, mendorong anak cara menggosok gigi dan cuci tangan pakai sabun pada 1000 hari pertama kehidupan;
6 3) Bantuan insentif kepada staf PAUD, staf Posiando dan staf pengembangan manusia (KPM); 6) pemantauan penyediaan makanan sehat dan bergizi untuk perbaikan gizi balita dan anak sekolah; 7) kampanye dan promosi hak anak, keterampilan pengasuhan anak dan perlindungan anak serta pencegahan perkawinan anak; 8) kampanye dan promosi gerakan makan ikan; 9) Memperluas gerakan keamanan pangan; 10) Praktek atau demonstrasi pemberian makan bayi dan anak (PMBA), pemajuan tumbuh kembang, PHBS dan pelayanan kesehatan dasar dan sosial lainnya di Posyandu desa, BKB, PKK dll; 11) pengelolaan balai desa dan bersalin; 12) pelatihan pengembangan apotek desa dan produk hortikultura; 13) pelayanan dan/atau bantuan kesehatan kepada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui, keluarganya, anak-anak dan lanjut usia;
7 luar biasa? – Stunting adalah kondisi pada anak di bawah usia lima tahun (balita) yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingga anak tersebut sangat kecil untuk usianya. – Fakta – Di Indonesia, sekitar 37% (sekitar 9 juta) anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting. – Indonesia merupakan negara dengan prevalensi stunting tertinggi kelima.
10 Penyebab dan dampak stunting Sumber: UNICEF, 2013 Konsekuensi antargenerasi Konsekuensi jangka pendek: kematian, penyakit, kecacatan Konsekuensi jangka panjang: tinggi dewasa, kemampuan kognitif, produktivitas ekonomi, potensi reproduksi, penyakit metabolik dan kardiovaskular Hubungan langsung dan anak-anak Malnutrisi Tidak memadai asupan makanan Penyakit Kerawanan pangan keluarga Perawatan dan praktik pemberian makan yang tidak memadai Lingkungan keluarga yang tidak sehat dan layanan kesehatan yang tidak memadai Akses keluarga ke jumlah dan kualitas sumber daya yang memadai: tanah, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, teknologi Pembiayaan yang tidak memadai, modal manusia, fisik dan sosial sosial, budaya, ekonomi dan konteks politik
Cegah Stunting Dengan Minum Tablet Tambah Darah
14 Pelayanan konvergensi ibu hamil, nifas dan menyusui Pelayanan kesehatan dan gizi ibu hamil Pelayanan penyuluhan kesehatan dan gizi ibu hamil, nifas dan menyusui Pelayanan air bersih dan sanitasi Pelayanan jaminan sosial/kesehatan
15 Layanan konvergensi untuk anak 0-23 bulan Bayi 0-23 bulan Bayi dan balita Layanan kesehatan Layanan konseling kesehatan dan gizi Layanan jaminan sosial/kesehatan Layanan PAUD Layanan air bersih dan sanitasi
16 POSYANDU BKB/PAUD Dusun/Masyarakat/Desa Layanan KIA Pelayanan Orang Tua (PAUD) Penyuluhan Terpadu Perlindungan Sosial Air Bersih dan Sanitasi Kegiatan apa yang perlu dikembangkan agar Posyandu, PAUD dan Dusun/Masyarakat/Desa dapat menyediakan kelima layanan tersebut secara memadai? Kegiatan apa yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan koordinasi/integrasi antar layanan.
17 Stunting Intervensi khusus – untuk menghilangkan penyebab langsung (gizi dan penyakit) – kebanyakan dilakukan oleh sektor kesehatan. – Intervensi sensitif sebagai intervensi jangka pendek – untuk menghilangkan penyebab tidak langsung, sehingga ada cukup makanan dan infeksi tidak terjadi. – dilakukan oleh semua orang diluar kesehatan – sebagai intervensi jangka panjang Spb.1.1.8
Penyuluhan Kader Posyandu Sebagai Garda Terdepan Upaya Pencegahan Stunting
19 1000 HPK adalah masa sempurnanya semua organ tubuh (selama ini kekurangan gizi mengganggu pembentukan organ) Spb 1.1.7
20 Proposal Konvergen Penanganan Stunting Lokasi Sasaran Layanan Total Jumlah Sasaran Rentan Kondisi Layanan Eksisting Jenis Kegiatan Usulan Kegiatan Posyando Penyedia Layanan KIA: BKB/PAUD PAUD (Orang Tua): Dusun/Masyarakat/Desa Perlindungan Sosial: Air Bersih dan Sanitasi: Penyuluhan Holistik : Memastikan program kerja yang dikembangkan meliputi: Lima paket layanan pengobatan keterlambatan tumbuh kembang Kelompok sasaran 1000 HPK yang telah melayani Posyand Kekuatan, PAUD dan keluarga diselenggarakan di masyarakat sekitar.
21 Contoh layanan sensitif khusus Nopackage 1. Pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan (4x) Bantuan persalinan tablet Fe oleh tenaga kesehatan Pemeriksaan pasca melahirkan (3x) IMD (early start, ASI Plana) MPASI. Imunisasi lengkap Pemberian insektisida dan obat antimalaria Diet gizi seimbang Pantau asupan tablet Fe. Melaksanakan ASI eksklusif. Penggunaan MP-ASI Konsumsi Garam Beryodium Pencegahan Malaria Pengendalian Hama 2 Penyuluhan Gizi Terpadu Penanganan Kawasan Ekonomi Khusus Penyuluhan Gizi dan PMBA Pengolahan Makanan (Makanan Bayi dan Anak) Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga Penggunaan Kebun/Promosi Kebun Penggunaan SpbPS 1.1.9
22 Contoh Penanganan Stunting Layanan Sensitif Khusus Nopak 3 Siapkan formulir dengan informasi tentang proses kelahiran jaminan sosial Penerbitan akte kelahiran, KTP, KK Penyerahan kartu jaminan sosial BPJS kepada keluarga miskin Program subsidi: KIS KIP PKH untuk orang miskin Beras dan air bersih, dll. dan penyediaan fasilitas air minum sanitasi penyediaan jamban (keluarga/komunal) tindakan terhadap limbah keluarga (sampah dan limbah cair) Melaksanakan sampel orang tua. SPB 1.1.10
Penjelasan Lengkap Soal Pangan Cegah Stunting
25 – Sasaran utama untuk memerangi stunting adalah 1000 HPK (ibu hamil – anak usia 2 tahun). – Program retensi pertumbuhan harus berasal dari keluarga, masyarakat dan desa. – Paket Konvergensi Stunt Management harus mencakup lima paket layanan dan harus dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat di tingkat Posyando, PAUD dan Desa/Kabupaten.
26 Pengaruh stunting – Tingkat kecerdasan kurang optimal – Kerentanan terhadap penyakit – Menurunkan tingkat produktivitas – Terhambatnya pertumbuhan ekonomi – Meningkatnya kemiskinan dan ketimpangan
27 Penyebab stunting -Praktek pengasuhan yang buruk -60% anak usia 0-6 bulan tidak diberikan ASI eksklusif -2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak mendapatkan MP-ASI -ANC- Pelayanan kesehatan terbatas, termasuk. z Perawatan Ante Natal – Kunjungan anak di Posidno turun dari 79% pada tahun 2007 menjadi 64% pada tahun 2013 – 2 dari 3 ibu hamil tidak mengonsumsi suplemen zat besi yang memadai – Terbatas pada layanan belajar mandiri standar Akses (kurang dari 1 dari 3 anak usia 3 – 6 di antaranya termasuk dalam taman kanak-kanak)
28 Penyebab Stunting – Rumah tangga/keluarga kekurangan akses makanan bergizi – Makanan bergizi relatif mahal di Indonesia – 1 dari 3 ibu hamil menderita anemia – Kurangnya akses air bersih dan sanitasi Kelangkaan – 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di tempat terbuka – 1 dari 3 rumah tangga tidak memiliki akses air minum bersih
Ibu Negara Puji Peran Posyandu Atasi Stunting
29 Kerangka penanganan stunting I. Intervensi yang ditujukan pada ibu hamil 1. Pemberian suplemen gizi pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis. 2. Melawan kekurangan zat besi dan asam folat. 3. Mengatasi kekurangan yodium. 4. Melawan cacingan pada ibu hamil 5. Perlindungan ibu hamil terhadap malaria. 2. Intervensi ibu menyusui dan bayi usia 0 sampai 6 bulan 1. Promosi inisiasi menyusu dini (pemberian ASI julong/kolostrum). 2. Anjurkan pemberian ASI eksklusif. AKU AKU AKU. Intervensi ibu menyusui dan anak usia 7 sampai 23 bulan 1. Mendorong kelanjutan pemberian ASI sampai usia 23 bulan dengan gizi pendamping. 2. Berikan pestisida. 3. Berikan suplemen seng. 4. Membentengi zat besi dalam makanan. 5. Memberikan perlindungan terhadap malaria. 6. Pastikan imunisasi lengkap. 7. Pencegahan dan Pengobatan Diare Edukasi Gizi Tambahan + Sosialisasi Imunisasi Infrastruktur Air Bersih Sanitasi Infrastruktur Edukasi + Sosialisasi Bantuan Keluarga Miskin 1. Bekal dan Pemberian
Cara pencegahan gizi buruk, penyebab dan pencegahan stunting, pencegahan dan penanganan stunting, cara pencegahan stunting pada 1000 hari pertama kehidupan, gizi buruk pada balita, gizi pada bayi dan balita, gizi pada anak balita, pencegahan gizi buruk, pencegahan dan penanganan stunting dalam keluarga, stunting pada anak balita, gizi buruk pada orang dewasa, pencegahan stunting pada remaja