Hubungan Antara Pola Asuh Dan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-24 Bulan. – SAMPEL ORANG TUA DAN WAWANCARA PEMBERIAN MP-ASI PADA ANAK USIA 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIMPENG KABUPATEN SUMUK
HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MP PADA ANAK USIA 6-23 BULAN TERHADAP KELOMPOK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATIMPENG KABUPATEN BONE.
Hubungan Antara Pola Asuh Dan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-24 Bulan.
Pendahuluan: Pertumbuhan baduta akan menghadapi tantangan terkait perkembangan fisik dan kognitif yang optimal di masa mendatang. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu selama hamil, penyakit pada bayi dan gizi buruk pada bayi. dan kasus retardasi pertumbuhan pada badut. Bahan dan Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan desain cross sectional. Pemilihan sebanyak 125 orang dengan menggunakan teknik target sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25,6% anak mengalami stunting. Hasil uji statistik dengan Chi-square dan Fisher pada usia 6-8 bulan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia pertama kali masuk, tekstur, frekuensi fundamental, frekuensi distraksi, retardasi pertumbuhan pada anak dengan p-values. (0,832), (0,677), (0,257), (0,646) dan (0,137). Sementara itu, hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara jenis makanan utama dan jenis jajanan dengan pertumbuhan tinggi badan pada anak dengan nilai p-value (0,000) dan (0,000). Tidak ada hubungan dengan pertumbuhan antara usia asupan pertama, struktur, frekuensi utama, frekuensi gangguan, porsi, jenis makanan utama dan jenis jajanan pada anak usia 9-11 bulan dengan p-values (0). ), 236), (0 , 441), (1 000), (1 000), (1 000) dan (0 458). Pada anak usia 12-23 bulan tidak ada hubungan dengan pertumbuhan antara usia asupan pertama, struktur, frekuensi utama, frekuensi distraksi, ukuran porsi, jenis makanan utama dan jenis snack pada anak dengan p-values (0 ) , 762), (0,672), (0,452), (0,762), (1,000) dan (0,098). Tidak ada hubungan asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, seng, besi, vit d dengan pertumbuhan pada anak dengan nilai P (0,275), (1,000), (0,728), () . 0), 374), (0,526), (1,000) dan (1,000). Hubungan antara pola asuh ibu dengan stunting pada anak usia 24-59 bulan di Posyandu Asoka II wilayah pesisir Desa Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar Tahun 2014.
Hubungan Status Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dan Pola Asuh Terhadap Kejadian Stunting Pada Baduta: Studi Pada Baduta Usia 6 24 Bulan Di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang terakumulasi dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prevalensi stunting dengan pola asuh ibu (praktik pemberian makan, stimulasi psikososial, praktik higiene/higiene, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan) pada anak usia 24–59 bulan di Posyandu Asoka II pesisir. Desa Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. 2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analitik observasional dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 62 orang dengan menggunakan teknik general sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (54,8%) memiliki masalah renang, sedangkan sisanya (45,2%) memiliki status gizi normal. Untuk pola asuh ibu sekitar 72,6% sampel dengan pengalaman gizi baik, sekitar 71,0% sampel dengan stimulasi psikososial yang baik, sekitar 67,7% sampel dengan aturan higiene, sekitar 53% sampel dengan pengalaman gizi baik, ada 2 %. pemulihan lingkungan. dan terdapat sekitar 66,1% sampel dengan utilisasi pelayanan yang baik.
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara praktik gizi (P=0,007), stimulasi psikososial (P=0,000), praktik higiene (P=0,000), dan higiene lingkungan (P=0,000). ) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan prevalensi peningkatan tinggi badan pada anak usia 24-59 bulan di Posyandu Asoka II wilayah pesisir desa Barombong (P = 0,016).
Diharapkan para orang tua khususnya ibu atau pengasuh lebih intensif dalam mengasuh anaknya untuk mencegah peningkatan stunting khususnya pada masyarakat pesisir. pria berusia 24 tahun. -59 bulan. Upaya perbaikan praktik gizi, stimulasi psikososial, praktik higiene/higienis, sanitasi lingkungan, dan akses layanan kesehatan berperan besar dalam tumbuh kembang anak.
The Bblr Diprediksi Faktor Utama Kejadian Stunting Di Provinsi Lampung: Warning Untuk Ibu Bekerja Dan Penerapan Pola Asuh
Rahmayana, R., Anwar Ibrahim, I., & Damayati, D.S. (1). Hubungan pola asuh ibu dengan prevalensi tumbuh kembang pada anak usia 24-59 bulan di Posyandu Asoka II Pesisir Desa Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar, 2014. Al-Sihah: Ilmu Kesehatan Masyarakat, 6(2) . https://doi.org/10.24252/as.v6i2.1965
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama secara bersamaan dengan karya berlisensi di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0, yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan atribusi dan pengakuan publikasi pertama di dalamnya.
Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi karya yang diterbitkan (misalnya, menyimpannya dalam arsip institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), mengonfirmasi publikasi pertamanya di sini.
Penulis diperbolehkan untuk mempublikasikan karya mereka secara online kepada pihak ketiga, karena hal ini dapat menyebabkan distribusi karya yang lebih luas.
Literature Review Sri Wahyuni (1)
Hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi, hubungan pola asuh orang tua, pola asuh terhadap stunting, kuesioner pola asuh anak, pola asuh anak, makalah pola asuh anak, materi pola asuh anak, pola asuh anak usia dini, pola asuh anak pdf, hubungan pola makan dengan kejadian gastritis, pola asuh stunting, jurnal hubungan usia menarche dengan kejadian menopause