Efek Penggunaan Steroid Inhalasi

Efek Penggunaan Steroid Inhalasi – Steroid adalah antiradang (biasanya sejenis kortikosteroid karena diproduksi di luar kelenjar bayi). Steroid adalah obat yang mengandung senyawa dengan efek anti inflamasi dan juga dapat menekan sistem imun tubuh. Senyawa ini ditemukan di berbagai organisme, termasuk hewan, manusia, dan tumbuhan.

Secara umum, kortikosteroid dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu alami dan sintetis. Kortikosteroid alami diproduksi oleh tubuh kita sendiri, terutama di kelenjar adrenal, dalam bentuk hormon seperti glukokortikoid (kortisol) dan mineralokortikoid. Hormon glukokortikoid berperan penting dalam pengaturan metabolisme karbohidrat dan fungsi sistem imun, sedangkan mineralokortikoid berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit-garam dalam tubuh. Hormon seks seperti androgen (termasuk testosteron), estrogen, dan progesteron juga merupakan hormon steroid. Di sisi lain, ada beberapa obat yang mengandung steroid, oleh karena itu diiklankan sebagai steroid sintetik. Obat ini biasanya dikenal dengan akhiran -son atau -solone, seperti dexamethasone, methylprednisolone, prednisone, betamethasone, hydrocortisone, triamcinolone, fluocinolone acetonide, atau golongan lain seperti clobetasol propionate.

Efek Penggunaan Steroid Inhalasi

Obat yang mengandung kortikosteroid dapat dibagi menjadi topikal/topikal (dioleskan ke tubuh) atau sistemik (diminum atau disuntikkan). Sediaan lokal ini terutama digunakan dalam bentuk krim, salep, bubuk (

Sering Pakai Inhaler Bikin Asma Tambah Parah?

. Steroid topikal dibagi menjadi tujuh kelas berdasarkan keefektifan (potensi) obat dari yang kurang kuat/ringan (misalnya krim hidrokortison 2,5%) hingga yang lebih kuat/kuat (misalnya krim clobetasol propionate 0,05%). Penggunaan jenis obat topikal/topikal ini sangat bergantung pada keputusan dokter terkait kondisi kulit yang teridentifikasi dan tidak boleh sembarangan. Steroid yang bersifat sistemik menunjukkan bahwa efek obat ini dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Saat ini digunakan 3 jenis steroid sistemik yaitu prednison, metilprednisolon, dan hidrokortison. Sebagai alternatif, obat steroid dapat diberikan melalui injeksi/injeksi (misalnya deksametason, triamcinolone) atau inhalasi/inhalasi (misalnya fluticasone propionate).

Secara umum, obat ini diresepkan sebagai antiradang untuk berbagai penyakit yang melibatkan banyak organ tubuh, seperti sistem pernapasan, persendian, dan sistem saraf. Namun, penggunaan obat golongan steroid ini harus berdasarkan banyak pertimbangan dengan tujuan yang jelas. Pembahasan mengenai permasalahan tersebut akan dipaparkan pada pembahasan berikut ini.

Steroid sering disebut sebagai “obat Tuhan” karena dipercaya mampu menyembuhkan berbagai kondisi dengan efek yang dahsyat dan cepat, antara lain reaksi berat, serangan asma berat, penyakit rematik akut dan banyak kondisi lainnya. Jika kita mempertimbangkan lebih lanjut, berkat aksi steroid, respons inflamasi dapat dengan cepat dikurangi, yang merupakan dasar dari semua penyakit. Adanya peradangan pada tubuh dapat dilihat dengan berbagai gejala seperti panas/demam (

Manfaat penggunaan steroid akan dibahas dalam dua bagian: kortikosteroid sistemik dan topikal/topikal. Mengenai manfaat dan indikasi steroid sistemik, steroid sistemik dapat memberikan efek positif pada berbagai penyakit. Beberapa kondisi yang dapat diobati dengan steroid sistemik adalah asma (sebagai obat saat serangan akut atau sebagai obat kontrol), penyakit rematik inflamasi (rheumatoid arthritis), penyakit autoimun sistemik (terutama lupus eritematosus sistemik), dan penyakit radang usus. , radang ginjal (sindrom nefrotik). ), radang mata merah (konjungtivitis terutama karena alergi atau intoleransi), anemia akibat penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik autoimun), cedera kepala, pendarahan otak,

Baca juga :   Harga Obat Sipilis Di Apotik Umum

Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Dry Powder Inhaler Pada Pasien Asma Di Klinik Paru Rsum Siti Aminah Bumiayu 2021

(kelumpuhan satu sisi saraf wajah), reaksi alergi atau urtikaria. Selain itu, steroid dapat digunakan oleh pasien yang baru saja menjalani transplantasi organ selain obat tambahan lainnya untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan. Penambahan obat ini dapat digunakan pada pasien kanker untuk membantu mengelola efek mual dan muntah sebelum dan sesudah kemoterapi. Dalam kasus di mana bayi berisiko lahir prematur, ibu dapat diberikan steroid untuk memperkuat paru-paru janin dan mencegah bayi menangis atau kekurangan oksigen saat lahir.

Kortikosteroid lokal tidak kalah dalam pengobatan berbagai jenis penyakit, terutama yang digunakan pada penyakit kulit. Beberapa penyakit kulit, seperti alergi kulit/dermatitis atopik,

, keloid, reaksi gigitan serangga, dalam pengobatan tahap pertama kanker kelenjar getah bening. Penggunaan kortikosteroid topikal dapat memberikan efek yang lebih baik pada sisi kosmetik dan keluhan gatal, bila penanganannya tepat dan diresepkan oleh dokter. Perawatan harus memperhitungkan ukuran dan ketebalan lesi kulit untuk memastikan efek yang tepat dari obat / kekuatan, obat, jumlah dan durasi penggunaan.

Meski steroid memiliki banyak manfaat, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa mengonsumsi obat ini memiliki banyak efek samping. Padahal, jika Anda mengonsumsi obat ini dalam waktu yang lama dan tidak sesuai resep dokter, akan ada konsekuensi kesehatan yang lebih besar, atau peningkatan keparahan penyakit, atau munculnya penyakit baru. Namun, dalam beberapa kasus hasil ini tidak dapat dihindari karena obat steroid adalah satu-satunya pilihan obat terbaik, sehingga harus digunakan walaupun metode pengobatan sudah dikembangkan.

Bahaya Steroid Yang Dipakai Membentuk Otot Kekar

(pengganti steroid/obat tambahan dari golongan lain, misalnya imunosupresan) sehingga dosisnya dikurangi dibandingkan kebutuhan jika obat steroid digunakan sendiri. Implikasinya juga akan dibahas dalam hal penggunaannya dalam struktur dan materi pelajaran.

Penggunaan kortikosteroid sistemik terutama dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai akibat bagi tubuh manusia. Penyakit Cushing (hiperkortisisme) disebabkan oleh tingginya kadar hormon steroid (kortisol) dalam darah dalam jangka waktu yang lama dan berdampak negatif pada jantung, pembuluh darah, dan sistem kekebalan tubuh. Sekitar 70% kematian sindrom Cushing terkait dengan penyakit kardiovaskular atau penyakit serius. Ada banyak efek samping penggunaan steroid jangka panjang, termasuk gangguan mental seperti gangguan tidur/insomnia atau depresi, penyakit mata (katarak, glaukoma). yang juga dapat terjadi dengan penggunaan tetes mata steroid, penyakit kardiovaskular (hipertensi, penyakit jantung / infark miokard, gagal jantung), gangguan metabolisme lipid (dislipidemia), penyakit darah, gangguan saluran cerna (tukak lambung), peningkatan tekanan darah. gula darah tinggi/hiperglikemia (diabetes), cairan dan garam/elektrolit dalam tubuh, pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita seperti janggut, kumis, payudara (hirsutisme), gangguan mekanisme penyembuhan, trauma, peningkatan prevalensi, lipodistrofi (gangguan penyimpanan lemak di tubuh), gangguan otot (miopati), gangguan tulang (osteoporosis, patah tulang karena tulang sangat rapuh, kerusakan tulang/osteonekrosis), dan gangguan perkembangan pada anak. Selain penggunaan jangka panjang, steroid tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba, jika steroid dihentikan secara tiba-tiba dapat menyebabkan efek samping (tanda supresi adrenal) yang meliputi demam, lesu (malaise), mudah tersinggung, mual, nyeri otot dan otot. , tekanan darah rendah (hipotensi).

Baca juga :   Bpjs Kesehatan Call Center 24 Jam

Dengan pemberian steroid topikal, efek utamanya adalah karena efek menurunkan sistem imun tubuh. Misalnya, ada kasus infeksi kulit saat pasien diobati dengan krim kortikosteroid. Ketika dia tiba (sekitar seminggu setelah onset), infeksinya meningkat dengan pembengkakan dan penumpukan nanah yang besar, membutuhkan perawatan (sayatan) di area luka untuk menghilangkan infeksi. Padahal, hal itu bisa dicegah jika pengobatan yang tepat (sebagaimana dinilai oleh bakteri) segera dimulai. Selain ilustrasi di atas, steroid topikal dapat menyebabkan demam/miliaria, kerutan/atrofi kulit, perubahan karakteristik penyakit kulit (misalnya menutupi munculnya peradangan termasuk infeksi, infeksi kulit, infeksi virus herpes, perubahan pada tubuh). disebabkan oleh parasit seperti kudis dan jamur, hipertrikosis (pertumbuhan rambut berlebihan), paparan sinar matahari/fotosensitifitas, perubahan warna kulit (bercak hitam/hiperpigmentasi atau bercak kusam/kuning/hipopigmentasi), dermatitis kontak atau reaksi alergi Penggunaan steroid Penggunaan topikal jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kulit berikut seperti jerawat /

Selain akibat kesehatan, penggunaan steroid dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai risiko psikologis dan berdampak pada orang-orang di sekitar pengguna. Misalnya, perilaku yang berpotensi kekerasan dapat membahayakan anak majikan, rekan kerja, anggota keluarga lain, dan teman. Pada saat yang sama, perubahan faktor psikologis ini dapat meningkatkan risiko aktivitas ilegal.

Pdf) Penggunaan Kortikosteroid Dan Non Steroid Anti Inflammatory Drug’s

Penggunaan steroid di masyarakat masih sangat tinggi karena keinginan untuk meningkatkan performa fisik (terutama pada atlet) dan untuk produk kosmetik. Hal ini tetap terjadi meskipun atlet menggunakan steroid untuk meningkatkan performa selama kompetisi, penggunaannya sangat dilarang.

Data menunjukkan bahwa pada kelompok masyarakat sekitar 0,5% penduduk menggunakan steroid, angka ini meningkat menjadi 1% pada kelompok usia 18-34 tahun. Pada saat yang sama, tingkat penggunaan steroid di kalangan anak usia sekolah juga mengkhawatirkan dan meningkat seiring bertambahnya usia. Faktanya, di antara anak usia 12 tahun (setara dengan kelas 3 SMA), 4% memiliki/menggunakan steroid (dibandingkan dengan 3,5% di kelas 10 dan 2,5% di kelas 8). Kata orang, sangat mudah dan murah untuk mendapatkan obat ini, baik untuk menambah nafsu makan, untuk menurunkan berat badan, maupun untuk pereda nyeri dan radang, yang digunakan secara bebas tanpa dokter, yang bisa jadi merupakan hasil dari mulut ke mulut. tentang manfaat obat steroid ini. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah penggunaan, pengetahuan akan bahaya penggunaan steroid jangka panjang/efek samping terus menurun. Artikel ini juga dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat umum agar berhati-hati dalam penggunaan obat golongan steroid ini karena jika tidak diukur dan dipantau dengan baik dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.

Baca juga :   Cara Menjaga Kesehatan Rahim Sejak Remaja

Masyarakat harus dididik dengan baik tentang bahaya dan efek samping penggunaan steroid jangka panjang. Untuk mencapai keinginan tertentu (seperti performa lari yang lebih baik untuk atlet atau kulit yang lebih baik untuk wanita), praktik terbaik dapat diterapkan, termasuk diet seimbang, istirahat yang cukup, istirahat yang cukup dan berkualitas, dan dukungan kesehatan mental (pengendalian stres). dan aktivitas fisik (olahraga) dapat menjadi upaya terpenting untuk membentuk tubuh menjadi lebih baik. Pada penyakit kronis yang sering mendapat steroid jangka panjang, pemantauan rutin selalu dilakukan untuk dapat menyesuaikan jenis obatnya. dan terapi penggantian steroid disediakan. mengendalikan penyakit dengan efek samping minimal. Jangan jadi dokter, itu berbahaya bagi kesehatan Anda.

Siagyan Y.N., Askobat P., Menaldi S.L. Kortikosteroid sistemik: aspek farmakologis dan penggunaan klinis dalam dermatologi. Media Derm Venereol Indonesia. tahun 2018; 45(3): 165–71. Steroid dapat menyebabkan efek samping pada mata, mulai dari katarak hingga glaukoma. Cari tahu alasannya dengan membaca artikel berikut.

Sering Pakai Inhaler Asma? Waspadai Efeknya Pada Kesehatan Mulut Dan Gigi

Meskipun berguna untuk mengobati penyakit berbahaya, itu adalah sejenis steroid

Cara penggunaan inhalasi, efek samping penggunaan kondom, efek samping penggunaan dr laser, efek samping penggunaan niacinamide, efek samping penggunaan retinol, efek penggunaan steroid, efek penggunaan sunscreen setiap hari, efek steroid, efek penggunaan kacamata minus, efek samping penggunaan hb dosting, efek samping penggunaan collagen, efek samping penggunaan sabun kolagen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *