Analisis Faktor Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-5 Tahun. – ABSTRAK Gangguan pertumbuhan yang nyata disebabkan oleh malnutrisi kronis atau infeksi kronis atau berulang. Masalah stunting di Indonesia merupakan ancaman serius yang perlu mendapatkan perhatian yang tepat. Menurut Survei Gizi Anak (SSGBI), prevalensi gizi buruk di Indonesia adalah 27,7%, sekitar satu dari empat anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia menurun. Prevalensi anak di bawah umur juga meningkat sebesar 6,5% dari 41,5% menjadi 41,5%, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh Utara, sekitar 36 ribu anak di bawah umur. Makanan yang baik adalah bila terdapat keseimbangan dan keselarasan antara perkembangan fisik dan mental seseorang. Ada hubungan yang erat antara status gizi dan asupan makanan. Status gizi optimal akan tercapai jika kebutuhan gizi optimal terpenuhi. Ada banyak faktor yang sering dikaitkan dengan stunting, antara lain kemiskinan, faktor sosial dan budaya, peningkatan prevalensi penyakit menular, pola asuh keluarga, dan akses ke layanan kesehatan. Aceh. Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu yang mengasuh balita di negara bagian Aceh Utara sebanyak 543 responden. Penduduk ini berasal dari wilayah wilayah Aceh Utara yang dikumpulkan melalui pukesmas di wilayah kerjanya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini dihitung menurut sampel untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000, sehingga diperoleh sampel sebanyak 85 ibu dengan anak balita.
Aripin, A., Dviriani, S.M., Methy, K., & Kolopaking, R. (2018). Asupan mikronutrien: defisiensi besi dan stunting pada anak usia 6-23 bulan di Aceh, Indonesia.
Analisis Faktor Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-5 Tahun.
Dinas Kesehatan (2019), Profil Kesehatan Aceh Utara; Kompas Dewey K.G. dan Begum K. Konsekuensi ketidaksadaran berkepanjangan di awal kehidupan. Blackwell Publishing Ltd. Nutrisi untuk ibu dan anak. NCBI. 2011: Jilid (7): 5-18
Pdf) Determinan Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita: Tinjauan Literatur
FAO, 2014. Keadaan Ketahanan Pangan Global. Meningkatkan kinerja lingkungan untuk meningkatkan ketahanan pangan Roma: FAO
Kusuma K.E. dan Nuryanto. 2013. Faktor Risiko Anak Usia Di Bawah 2-3 Tahun (Studi Kabupaten Semarang Timur). Jurnal Perguruan Tinggi Nutrisi, 2(4), hal. 523-530
Lestari, L., Wanda, Margavati, A., Rafiludin, Z., 2014. Faktor Risiko Anak Usia 6-24 Bulan di Kecamatan Pananggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indonesia 3.1; 37-45.
Muslihah, N., Khomsan, A., Briawan, D., & Riyadi, H. (2016). Penambahan suplemen makanan rendah lemak berbasis lipid mencegah obesitas pada anak usia 6-12 bulan di pedesaan Pulau Madura Barat, Indonesia. Jurnal Nutrisi Klinis Asia Pasifik, 25 (November), S36–S42. https://doi.org/10.6133/apjcn.122016.s9.
Bab 1 Stunting
Ni’imah, K., Nadhiroh, S.N., 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting pada anak usia dini. Media Pangan Indonesia, Vol. 10, No.1
Soeracmad, Y.S.Y. (2019). Hubungan kebersihan lingkungan rumah tangga dengan kejadian stroke anak di Puskesmas Wonomulyo wilayah Polewali Mandar Tahun 2019. J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 138-150
Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) INSTITUT TEKNOLOGI ILMU DAN KESEHATAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG Website: https://itskesicme.ac.id/
Masalah sosial faktor budaya, analisis faktor faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, analisis faktor faktor yang mempengaruhi, faktor yang mempengaruhi perubahan sosial, faktor perubahan sosial budaya, faktor sosial budaya, makalah aspek sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan, faktor yang mempengaruhi hubungan sosial, faktor yang mempengaruhi budaya politik, faktor yang mempengaruhi integrasi sosial, faktor yang mempengaruhi interaksi sosial, faktor yang mempengaruhi budaya organisasi