Analisis Faktor Risiko Penyakit Katarak Pada Populasi Lanjut Usia. – Katarak tetap menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Di seluruh dunia, dari 1,1 miliar orang tunanetra, sekitar 100 juta menderita katarak, 17 juta di antaranya buta.

Di Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebutkan terdapat 8 juta orang tunanetra pada tahun 2017, termasuk 1,6 juta kasus kebutaan. Dari kebutaan ini, sekitar 1,3 juta atau 81,2 persen disebabkan oleh katarak.

Analisis Faktor Risiko Penyakit Katarak Pada Populasi Lanjut Usia.

Selain dampak kesehatan, gangguan penglihatan memiliki dampak ekonomi yang besar. Menurut analisis panel Lancet Global Health, Global Eye Health menemukan bahwa penglihatan yang buruk menyebabkan hilangnya produktivitas setara dengan US$410,7 miliar per tahun.

Majalah Panenjo Rs Mata Cicendo Edisi 12

“Orang dengan gangguan penglihatan, terutama tuna netra, berisiko lebih besar kehilangan kemampuan untuk bekerja dan terlibat dalam kegiatan ekonomi,” ujar Dokter Spesialis Mata JEC Eye Hospitals & Clinics, DR. Dr Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K) seperti dikutip

Vidyapati menambahkan, penyandang tunanetra bisa mengalami kesulitan membaca dan belajar, bahkan meninggal akibat kesulitan mengemudi. Menurutnya, keberadaan dokter spesialis mata yang memadai dan berkualitas sangat penting.

“Perkembangan ilmiah yang tak kalah pentingnya terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas perawatan penglihatan, khususnya di Indonesia,” ujar Vidyapati.

“Katarak bukanlah penyakit, melainkan penyakit degeneratif sehingga sangat sulit untuk dicegah. Ini akan mempengaruhi usia dan lainnya,” katanya.

Makalah Penyakit Katarak

Salah satu gejalanya adalah penglihatan kabur dan berkabut. Jangan terlalu lama melihat layar elektronik seperti laptop atau komputer.

“Dia (pasien saya) bilang dia bisa pergi bekerja, tapi dia tidak bisa bekerja, dia tidak bisa membaca untuk waktu yang lama, dia melihat komputer selama setengah jam (matanya) berair,” kata Vidyapati.

Kondisi ini biasanya mulai terlihat pada usia 50 tahun, saat seseorang berada di puncak karirnya. Selain itu, seseorang yang menderita myopia di atas minus 6 64% berpotensi rawan terkena katarak.

Sejauh ini, fakoemulsifikasi, atau operasi di mana sebagian lensa diangkat tanpa merusak kapsul posterior, merupakan prosedur bedah yang umum digunakan untuk pasien katarak.

Miopi X Katarak

Namun, metode fakoemulsifikasi bermasalah untuk pasien katarak yang rabun jauh atau rabun jauh. Risikonya terletak pada ketidakstabilan area mata. Faktanya, zonula adalah jangkar transparan dan elastis yang menghubungkan ekuator lensa dengan badan siliaris dan bagian silinder retina.

Oleh karena itu Vidyapati memelopori pendekatan baru untuk operasi katarak pada pasien dengan miopia tinggi (miopia), yaitu implantasi capsular bag tension ring (CTR).

CTR adalah perangkat berbentuk C yang digunakan untuk menstabilkan kantong kapsul lensa selama operasi katarak pada mata dengan kelemahan zonular.

Ia melakukan penelitian yang tertuang dalam disertasinya yang berjudul “Peran Capsular Tension Ring pada Populasi Myopic Tinggi yang Menjalani Phacoemulsifikasi dalam Mengoptimalkan Visi dan Khasiat dalam Menjaga Stabilitas Zona.”

Jurnal Oftalmologi April 2021

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 hingga Juni 2020 dengan 51 mata kuliah dan akan dipresentasikan pada Ujian Terbuka Doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

“Penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi bagi penderita katarak myopia tinggi agar memiliki pilihan pengobatan yang lebih akurat dan aman,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Vidyapati, pasien miopia tinggi memiliki prevalensi 62% terkena katarak pada usia dini, bahkan pada usia produktif.

“Dengan menanamkan CTR yang tepat, pasien dapat terbebas dari katarak dan penglihatannya dapat kembali optimal. Dengan begitu, pasien bisa mandiri dan produktif kembali,” jelasnya.

Pdf) Hubungan Antara Risiko Terjadinya Katarak Sekunder Dengan Berbagai Teknik Operasi Katarak Di Rsud Dr.saiful Anwar Malang Periode Januari

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasca operasi katarak, seperti menjaga agar mata tidak terkena air, rutin menggunakan obat tetes mata, dan menghindari kontak dengan mata.

Sementara itu, untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya katarak sesegera mungkin, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin mulai usia 40 tahun ke atas, setiap dua tahun sekali.

Dapatkan pembaruan fitur harian dan berita terbaru dari . Join grup Telegram “News Update”, caranya buka link https://t.me/comupdate, lalu gabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Orang tua harus menyadari bahwa katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak. Kasus katarak, Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara. Selain usia, diabetes juga bisa memicu katarak pada mata. Tidak seseram dulu, operasi katarak tidak lagi membutuhkan jahitan. Mata tidak bereaksi terhadap rangsangan, waspadalah terhadap anak-anak, Anda mengalami katarak

Pdf) Studi Karakteristik Penderita Katarak Di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Tahun 2010

Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan preferensi Anda. Seri berita ini disajikan sebagai cerita pilihan yang lebih relevan dengan minat Anda.

Kisah Nenek Jenab Dituduh Curi 20 Kelapa dari Dirinya Minta Uang 6 Juta Rupiah Demi Kedamaian Lu 29.333 Kali

Detail Anda akan digunakan untuk memverifikasi akun Anda saat Anda membutuhkan bantuan atau saat aktivitas yang tidak biasa terdeteksi di akun Anda.

Penyebab katarak pada usia muda, penyakit orang tua lanjut usia, penyebab mimisan pada lanjut usia, penyebab kaki bengkak pada usia lanjut, katarak pada usia muda, faktor risiko penyakit jantung koroner, faktor risiko katarak, faktor risiko penyakit jantung, penyakit lanjut usia, penyakit pada usia lanjut, faktor risiko penyakit tidak menular, kaki bengkak pada usia lanjut

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *